Sabtu, 28 Maret 2015 0 komentar

MIND MAPPING



Di postingan kali ini, saya akan membahas secara singkat yang namanya Mind Mapping atau dalam bahasa Indonesianya disebut Pemetaan Pikiran.

Mind Mapping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, Psikolog dan juga seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris. Upaya Tony Buzan sebenarnya muncul dari pengamatannya dalam bidang perkembangan teknologi komputer pada tahun 1971. Tony Buzan berpikir, “Kenapa komputer perlu User Guide ribuan lembar untuk dapat beroperasi?” tetapi “Kenapa manusia sebagai makhluk berpikir bisa jauh lebih hebat. Tanpa User Guide manusia bisa melakukan rekayasa dan tindakan yang dahsyat, misalnya mengubah dunia?”. Perbedaan kemampuan antara komputer dan manusia itu, Tony Buzan kemudian mengeksplorasi daya pikir manusia dengan merekayasa model pengembangan potensi manusia yang disebutnya Mind Mapping.



Mind Mapping adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Dengan Mind Mapping  manusia bisa mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Mapping juga dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak. Mind Mapping mengembangkan otak manusia agar berpikir secara divergen dan kreatif.

Menurut Tony Buzan sendiri, Mind Mapping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien, serta melatih gambar keseluruhan. Ditinjau dari segi waktu, Mind Mapping memang dapat mengefisienkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi. Hal ini utamanya  disebabkan karena metode ini dapat menyajikan gambaran menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, Mind Mapping mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang memakan waktu menjadi pencatatan yang lebih efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh individu.

Mind Mapping  saat ini sudah dikenal luas di berbagai bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Penerapannya mencakup manajemen organisasi, penulisan, pembelajaran, pengembangan diri, dll. Namun, yang paling potensial adalah dalam bidang pengembangan diri.

Pemetaan pikiran menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan melukiskannya secara kesatuan di sekitar Tema Utama seperti pohon dengan akar, ranting, dan daun-daunnya. Tony Buzan mengusulkan penggunaan struktur dasar Mind Mapping sebagai berikut :

-
Mulai dari tengah dengan gambar Tema, gunakan minimal 3 warna.
-
Gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi diseluruh Mind Map yang dibuat.
-
Pilih kata kunci dan tulis dengan huruf besar atau kecil.
-
Tiap kata/gambar harus sendiri dan mempunyai garis sendiri.
-
Garis-garis itu saling dikaitkan, mulai dari tengah yaitu gambar Tema Utama.
-
Garis bagian tengah tebal, organis , dan mengalir dari pusat keluar, menjulur seperti akar, atau pancaran cahaya.
-
Buat garis sama panjangnya dengan gambar/kata.
-
Gunakan warna – kode rahasia sendiri di Mind Map yang dibuat.
-
Kembangkan gaya penuturan, penekanan tertentu, dan penampilan khas di Mind Map yang dibuat. Jadi Mind Map setiap orang tidak harus sama, meskipun tema yang dibahas sama.
-
Gunakan kaidah asosiasi di Mind Map yang dibuat.
-
Usahakan Mind Map itu jelas, menggunakan hirarki yang runtun, urutan yang jelas dengan jangkauan sampai ke cabang-cabang paling ujung.


Dengan cara yang lebih bebas, warna-warni, dan gambar, pemetaan pikiran menjadi berbeda dengan metode curah gagasan yang sudah dikenal luas. Hasilnya bisa mencengangkan karena dapat menemukan solusi inovatif untuk suatu Tema Utama yang menjadi fokus perhatian. Selain itu, Mind Mapping juga dapat mengidentifikasi masalah di bagian sub-tema yang disusun oleh kata kunci hasil curah gagasan.

Beberapa penerapan praktis Mind Mapping diulas oleh Joyce Wycoff dalam buku "Menjadi Superkreatif Dengan Mind Mapping". Delapan manfaat Mind Mapping yang dijelaskan oleh Wycoff untuk pengembangan diri antara lain:

1.
Bidang penulisan.
2.
Bidang manajemen projek.
3
Memperkaya kegiatan curah gagasan.
4.
Mengefektifkan rapat.
5.
Menyusun daftar tugas.
6.
Melakukan presentasi yang dinamis.
7.
Membuat catatan yang memberdayakan diri.
8.
Mengenali diri.

Beberapa manfaat metode Mind Mapping antara lain adalah :

Meningkatkan kemampuan kita untuk mengingat sesuatu lebih utuh dan detail.
Meningkatkan kemampuan manajemen informasi, konsentrasi, imajinasi dan memori.
Menjadikan kegiatan belajar lebih menyenangkan.
Menghemat banyak waktu untuk belajar.
Membuat materi yang sulit lebih mudah untuk dipahami dan dikuasai.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Mind Mapping adalah suatu teknik mencatat yang mampu mengembangkan pikiran, meningkatkan daya ingat dan kreatifitas karena informasi disusun secara bercabang dari tema utama yang menyertakan gambar, simbol, warna dan teks untuk yang dapat memampukan peserta didik untuk menggunakan seluruh potensi dan kapasitas otak dengan efektif dan efisien.


Source :





Minggu, 15 Maret 2015 0 komentar

Arsitektur dan Saya

Hell-o!

Sudah lama sepertinya tidak blogging. Sebenarnya ini blog lama tapi sengaja dirombak untuk tugas TIK. Semua postingan sudah dihapus karena semua berisi sesuatu yang lawas dan alay. Sekarang blog ini difokuskan dan akan diisi dengan sesuatu yang berbau arsitektur. Yak cukup sekian basa-basinya.

Sesuai dengan judul, disini saya akan ngasih tau hubungan antara Saya dan Arsitektur.

Kalau ditanya masalah cita-cita, mungkin kita waktu kecil (masa TK-SD) akan menjawab mau jadi dokter, polisi, guru, arsitek, pengusaha, artis, bahkan power rangers. Tapi saat mulai masa remaja kita cenderung akan berpikir dua kali sebelum menjawab apa cita-cita kita dan tentunya saat kita memberikan jawaban tidaklah sesumringah waktu kecil. Kenapa begitu? Ya karena semakin kita dewasa, kita cenderung berpikir realistis dan mulai meninggalkan pemikiran-pemikiran idealis kita. Intinya, waktu kecil kita masih polos, masih berani bermimpi tinggi, tapi saat dewasa kita akan memikirkan hal-hal lain sebelum bermimpi, misalnya kemampuan, prospek masa depan, passion, finansial keluarga, dll.

Lalu apa cita-cita saya? Mimpi saya? Saya sendiri sampai sekarang masih belum tau  apa tujuan, cita-cita, dan mimpi saya. Sekarang saya sedang menempuh studi di suatu perguruan tinggi nomor satu di Sekaran, Semarang yaitu Universitas Negeri Semarang, atau lebih dikenal dengan nama UNNES (Kalau bilang “UNNES” harus jelas, karena biasanya orang bude* salah denger jadinya malah Universitas yang ada di Solo itu hehe). Tapi disini saya bukan mau membahas ‘dimana saya kuliah’ tapi lebih ke ‘saya kuliah apa.’ Sekarang saya sudah di semester kedua Teknik Arsitektur UNNES. Kenapa saya milih Teknik Arsitektur? Apakah cita-cita saya jadi arsitek? Saya sendiri sebenarnya juga tidak begitu paham kenapa saya dulu menempatkan Teknik Arsitektur di pilihan pertama dan kedua waktu SBMPTN. Sejujurnya memiliki cita-cita sebagai arsitek bukanlah hal yang buruk. Saya bisa jadi Arsitek, tapi apakah itu benar-benar cita-cita saya? Entahlah.

Kalau diingat-ingat sebenarnya ada beberapa hal yang membuat saya tertarik dengan Arsitektur :

1.
“Arsitek itu bukan hanya merancang bangunan, tetapi Arsitek juga merancang peradaban.”

Setidaknya itu yang saya ingat. Kata-kata persisnya saya lupa. Kalau tidak salah saya membacanya di salah satu blog tentang arsitektur dan saya juga lupa blognya hehe.

2.
Perspektif

Dulu waktu SMA ada mata pelajaran seni rupa, nah salah satu materinya yang sering diulag-ulang itu tentang persektif. Waktu itu saya diajarkan tentang perspektif titik hilang, mata burung, mata normal, mata ikan, dll. Karena saya baik, Jadi saya sering sekali dimintai tolong untuk mengerjakan tugas menggambar teman-teman tercinta. Dari situ saya tertarik ingin mempelajari lebih dalam mengenai perspektif, walau sebenarnya saya lebih suka tentang desain interior daripada eksterior.

3.
Saran teman

Dulu, Duluuuu sekali ada teman spesial yang menyarankan kalau nanti kuliah sebaiknya ambil arsitektur saja. Karena penasaran akhirnya saya mencari tahu tentang arsitektur di Internet. Disitu saya mulai mengikuti info arsitektur dengan segala tetekbengeknya.

Dan akhirnya saya diterima UNNES di prodi Teknik Arsitektur. Awalnya memang agak sulit membiasakan diri dengan mata kuliah Arsitektur. Dulu waktu SMA pelajaran yang paling asik menurut saya adalah biologi, tetapi disini sama sekali tidak membahas sesuatu yang berbau Protista, Bryophyta, Hydrilla, dkk. Dan salah satu tantangan terberat adalah tugas-tugas yang mengharuskan mata terbelalak sampai pagi. Mungkin Kopi sudah seperti air putih bagi mahasiswa Arsitektur. Tetapi pada akhirnya saya sudah biasa dengan tugas-tugas tersebut. Jujur saja, sebenarnya saya merasa tersesat masuk jurusan ini. Tetapi bukan berarti saya tidak akan berusaha di jurusan ini. Di setiap tugas saya berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus. Kalaupun jelek, dosen dengan senang hati menerima revisi dari mahsiswa-mahasiswanya, jadi bisa diusahakan lah ya.

Mungkin saat ini saya masih belum nyaman di Arsitektur. Tetapi suatu saat pasti akan.
 
;